Yeah. It took a while for me to write another story on my
blog. Hm, so many stories about my idol here, so today I will write story about
my self. about..
love.
love.
Saat itu, aku masih menginjak semester satu. Masih cupu?
hehe iya. Masih bingung nyebut dosen jadi guru? Haha ini juga. Masih bingung
juga nyebut mata kuliah jadi pelajaran? Oke, ini paling sering. Well, let me
write the real story.
Awalnya, aku melihat dia dari kejauhan. Aku ingat apa yang
kulihat saat itu, dia duduk di lantai, berkemeja putih, berambut lurus, matanya
diam tapi tajam. Ya, saat itu aku mulai salah tingkah, bodohnya aku.
Saat itu aku berkesempatan berbicara dengannya karena suatu
acara. Yeah, mungkin hanya satu kalimat, dan kamu mungkin tak tahu bahwa
kebahagiaan bisa muncul dari satu kalimat. :)
I like him. :"D
Waktu berjalan, tak pernah berbicara, tak pernah menyapa.
Aku tak tahu mengapa aku begitu takut untuk menatap wajahnya. Aku diam, tapi
hatiku memberontak. Setelah saat itu, aku baru tahu rasanya suka dalam diam.
Aku menikmatinya. :)
Lama kelamaan rasa itu mulai hilang, sampai akhirnya di
penghujung semester 4, rasa itu muncul kembali. Aku sering melihatnya lagi. Aku
senang melihat lengkung senyumannya. Aku senang melihatnya berjalan di depanku
tanpa berbicara padaku. Aku senang mendengarnya tertawa bersama teman-temannya.
Aku senang dia tak memergokiku melihatnya. Aku senang.
Aku senang! :D
Aku tak tahu perasaan bahagia bisa muncul seperti ini, mirip satu setengah tahun yang lalu,
semester awalku.
Aku kembali menyukainya.
Di suatu tempat, kita bertemu lagi. Lagi lagi, tak menyapa,
tak melihat, tak berbicara. Mungkin kalimat sebelumnya perlu diperbaiki. Ya,
hanya aku yang melihatnya. Jadi disinilah aku menyadari bahwa, perasaan ‘suka
dalam diam’ kembali ada padaku.
Sekali lagi.
Saat itu, aku berada di suatu tempat yang sama dengannya, dengan sahabatku dan juga dengan teman yang baru aku kenal. Aku diam, aku membeku. Aku tak tahu. Aku takut. Aku takut dia mengetahui bahwa aku menyimpan perasaan ini. Aku tak berani menatapnya. Aku hanya berani berbicara kepada teman yang baru aku kenal. Tanpa kusangka, dia tertawa. Tahu yang ditertawakan? Iya, aku. Aku yang berbicara pada teman-yang-baru-ku-kenal-itu dan ternyata teman-yang-baru-ku-kenal-itu adalah teman orang yang kusuka. Dia tertawa dan menyebut namaku. Aku diam. Aku tak percaya apa yang kudengar.
HEY, DIA MENYEBUT NAMAKU!
and yeah. I'll scream if I could :")))
and yeah. I'll scream if I could :")))
Aku bisa menangis bahagia, tapi aku tahan. Hatiku hampir
meledak.
HAHAHA. AKU SENANG!
^^)9
Saat itu, aku semakin sering melihatnya dari kejauhan. Hanya
melihatnya bercanda bersama teman lain aku sudah bahagia. Aku gila. Iya,
mungkin begitu adanya.
Beberapa hari setelah kejadian itu, aku melihat sesuatu yang
sangat mengejutkan, di twitter tepatnya. Seorang teman lamaku yang menulis sesuatu
seperti sapaan-seseorang-kepada-pacarnya kepada orang yang kusukai. ‘Teman
lamaku’ di kalimat sebelumnya sepertinya berlu digari-bawahi. Tanganku
bergetar. Aku diam menatap layar hpku. Aku menangis. Aku tak tahu pasti kapan
datangnya air mata itu.
Aku menangis.
Aku tak tahu perasaan ini nyata atau tidak. Aku tak tahu ‘perasaan
bahagia ketika melihatnya bahagia’ ini nyata atau tidak. Aku tak tahu. Yang aku
tahu adalah..
Aku terlambat.
Sangat terlambat. *backsound mellow
tapi tapi tapi tapi ~~~~~~~~~~~~~~~ :))
itu cerita lama. sekarang udah move on \o/ well lebih ke.. memperbaiki diri dihadapan Allah SWT. alhamdulillah.
:D
so bye! see you in the next post! :))